Hai sobat blogger... :)
Pada update kali ini mimin akan sedikit share tentang salah satu sejarah kelam yang pernah di alami oleh bangsa Indonesia. Yup, yaitu tentang pemberontakan yang dilakukan oleh PKI pada tahun 1948. Untuk mengenang sejarah ini, dibangunlah monumen kresek sebagai tanda dan bukti kepada pemuda generasi penerus bangsa tentang usaha bangsa Indonesia memepertahankan Pancasila. Langsung saja ya...
Monumen
Kresek adalah monumen bersejarah yang merupakan
peninggalan dan sebagai saksi atas Peristiwa Madiun. Lokasi peninggalan sejarah
dengan luas 2 hektar ini, berada 8 km ke arah timur dari kota Madiun, Kecamatan
Dungus dan terdiri dari monumen dan relief peninggalan sejarah tentang
keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun.
Kita
sebagai bangsa yang besar tidak boleh untuk melupakan Sejarah bangsa Indonesia
( JASMERAH = Jangan Melupakan Sejarah ). Tidak jauh dari monumen ini juga
terdapat prasasti batu yang mengukir nama nama prajurit TNI dan pamong desa
yang gugur dalam pertempuran melawan PKI di desa kresek maupun karena dibantai
oleh PKI. Kol. Marhadi adalah prajurit TNI berpangkat tertinggi yang gugur
dalam pertempuran desa kresek, namanya lalu diabadikan menjadi salah satu nama
jalan di kota madiun dan didirikan pula patungnya di alun alun kota madiun
sebagai bentuk penghormatan.menurut warga setempat area monumen kresek dahulu
adalah bekas rumah warga yang dijadikan PKI sebagai ajang pembantaian, warga
sekitar dikurung di dalam rumah tersebut lalu rumah tersebut tersebut dibakar
bersama warga yang ada di dalamnya.
Memasuki
kawasan ini, kita akan melihat sebuah dinding sepanjang dua meter yang
bertuliskan nama-nama (lengkap dengan jabatannya kala itu) korban keganasan PKI
yang berjumlah 17 orang, lengkap dengan patung mayat-mayat bergelimpangan
disampingnya. Tempat ini dikenal
sebagai “Madiun Affaire”.
Di
dekat dinding tersebut, terdapat sebuah pendapa berukuran sekitar enam kali dua
meter persegi dengan lantai keramik warna hitam. Dari sinilah kita bisa melihat
dengan jelas dua kelompok patung utama di monumen ini. Dua patung tersebut
dibangun di atas tebing dan dapat dicapai dengan menaiki tangga yang tidak terlalu
tinggi namun cukup luas.
Patung
yang pertama berupa enam orang anak yang sedang berdiri, lewat bahasa tubuh dan
raut muka, keenam anak ini digambarkan sedang sangat ceria dengan senyum yeng
tersungging di bibir polosnya. Tepat di bawah sebelah kanan patung ini terdapat
sebuah kolam yang cukup luas yang sedang dalam renovasi.
Di
sebelah kiri patung enam anak ini terdapat tangga yang menuju ke puncak tebing.
Di sinilah terdapat patung besar yang kuanggap paling provokatif dan paling
banyak mengandung pesan. Patung ini menggambarkan adegan seorang pria bertubuh
besar, kumis tebal, dan bermuka bengis sedang mengayunkan pedangnya ke leher
seorang tua yang sedang berlutut.
0 komentar:
Posting Komentar